It's me

It's me
It's all about me

Selasa, 10 April 2012

Media Jejaring Sosial Layaknya Pisau

Kehadiran media jejaring sosial telah merubah sistem tatanan sosial manusia, terutama dalam hal menambah channel/ kenalan di seantero indonesia, bahkan dalam cakupan internasional. Orang-orang yang tidak pernah bertemu sama sekali bahkan bisa saling mengobrol pada waktu yang sama (online). Proses dalam berkenalan dan menjalin hubungan pun menjadi berubah seratus delapan puluh derajat lebih praktis dibanding dulu. Orang yang baru berkenalan dan mengobrol via jejaring sosial tanpa bertemu sama sekali bisa begitu mengenal dan saling mempercayai satu sama lain, bahkan bisa melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih intens dan tidak jarang berlanjut ke pernikahan, tentunya setelah menjalani proses kopi darat.
Media jejaring sosial memang menambah praktis proses perkenalan dan penyebaran informasi. Tapi karena itu pula media jejaring sosial menjadi riskan disalah gunakan pihak-pihak yang berniat buruk. Orang lain bisa begitu mengenal informasi seseorang hanya karena orang tersebut menyebarkan informasi tentang dirinya dengan terbuka di jejaring sosial. Bahkan foto-foto, informasi penting seperti alamat dan nomor telepon pun kadang dipajang secara ceroboh. Hal-hal yang bersifat privasi tersebut jika tidak diamankan sangat bisa digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melancarkan kejahatannya, atau dalam tingkat paling rendah bisa disebut ‘keisengannya’. Apalagi internet merupakan sumber informasi yang tercepat dan dinamis, seseorang dapat mengirim suatu informasi agar dapat dilihat oleh seluruh pengunjung internet di seluruh dunia dalam hitungan detik. Maka jika hal-hal privasi yang kita pajang disalah gunakan dan disebar, seperti kasus pengeditan foto menjadi foto bugil misalnya, akan sulit untuk dapat menariknya kembali dari jangkauan mata pengunjung-pengunjung internet.
Jika kita tilik beberapa tahun lalu, telah banyak kasus-kasus yang bersumber dari media jejaring sosial, hingga sempat  menimbulkan kontroversi tentang media jejaring sosial yang dinilai berdampak buruk. Banyak gadis remaja ABG kabur dari rumah hanya untuk menemui pria yang hanya dikenalnya melalui dunia maya, bahkan dibawa kabur pria tersebut dan dimanfaatkan tubuhnya. Lucu memang, tapi fenomena tersebut sempat membuat media jejaring sosial dipersalahkan dan dianggap haram. Bahkan berita-berita buruk yang berseliweran mengenai media jejaring sosial sempat membuat para orangtua melarang anaknya menggunakan media jejaring sosial dengan bentuk apapun.
Sebenarnya jika kita melihat masalah ini secara bijak, media jejaring sosial tak ubahnya seperti sebuah pisau. Jika kita mampu memakainya dengan baik maka media jejaring sosial akan membawa banyak manfaat bagi diri kita, tetapi jika kita tidak mampu memakainya dengan baik dan bijaksana maka media jejaring sosial itu justru bisa menimbulkan bahaya bagi diri kita sendiri. Memang tidak ada yang salah dalam mencari kenalan dari media jejaring sosial, namun akan sangat baik jika kita tidak sembarangan mempercayai orang yang tidak pernah kita temui. Meskipun kita dapat melihat foto, ucapan-ucapannya, dan merasa mengenalinya secara dekat,  kita harus tetap waspada karena orang tersebut tetaplah seseorang yang asing, yang bisa saja menutup akunnya dan mendadak menghilang dalam sekejap mata.
Jika kita mau mencoba membuka pikiran, banyak hal-hal baik yang bisa didapat dengan berpartisipasi dalam media jejaring sosial. Antara lain kita mendapat kemudahan untuk mengakses orang-orang asing diluar negeri kita dengan mudahnya, tanpa terbatas kendala waktu dan tempat. Jika tanpa media jejaring sosial, bisa dibayangkan betapa sulitnya mencari kenalan orang asing di luar negeri kita. Selain itu kita dapat aktif berpartisipasi dalam grup-grup di media jejaring sosial dan mendukung gerakan yang bisa membawa kebaikan bagi lingkungan sekitar kita, bahkan dunia.
Intinya, media jejaring sosial diciptakan hanya untuk mempermudah komunikasi antar manusia, bukan menjadi pengganti dunia nyata dalam urusan hubungan antar manusia. Media jejaring sosial tetap tidak dapat menggantikan prosedur manual untuk mencari dan menseleksi kenalan dengan bertatap muka, untuk mencari sahabat, maupun untuk mencari pasangan. Bagaimanapun berkenalan di dunia nyata tetap jauh lebih aman dibanding berkenalan di dunia maya, karena itu jangan mudah mempercayai orang yang baru kita kenal di media jejaring sosial apalagi sebelum bertemu langsung. Dan kita harus tetap bijak menyaring informasi-informasi yang akan kita bagi di media jejaring sosial, karena dalam sekali klik maka informasi tersebut akan menyebar dan dapat dilihat oleh orang-orang di seluruh penjuru dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar